Pembalasan lebih kejam dari penganuan

hehe judulnya agak nyeleneh, Apa itu penganuan hahahaha aneh kan? tapi aku ga mau bahas itunya hehe

Nah kali ini aku mau sedikit berbagi pengalaman, tapi rahasia aja ya! Semoga bisa dipetik hikmahnya, bukan pengalaman yang indah tapi (insya Allah) jadi salah satu pelajaran berharga untukku.

Kalian pernah ga sih ngerasa gondok, kesel, sebel, benci sama seseorang? Pokoknya kalo liat orang itu, bawaannya pengen cemberut, tadinya senyum sumringah, liat mukanya langsung bête. Andaikaya pernah (Semoga diberikan jalan keluar- hehe sok bener banget nih Mariana) tapi kalo belom, yaaaa syukuri aja.

Pada suatu waktu aku pernah nih, lagi keseeel sama seseorang itu (saking sempurnany dia sampe iri hatikuu, Naudzubillahi min dzalik, semoga tidak terulang) dan takdir Allah nih (bukan kebetulan ya hehe), aku ngeliat satu kesalahan dia nih, dan tanpa memikirkan perasaannya dia aku “Nasihati” di depan dua orang temanku yang lain.

(Astaghfirullah, semoga Allah megampuni segala dosaku), dia manusia normal kok, kesel juga, kita marah, berantem dengan lebih terbuka walau tetap dalam lingkup marahannya teman, -cuma diem dieman-. Sampai suatu waktu, “Nasihat” yang kuberikan dikembalikan padaku, ditulis lewat wall facebook. Dan Subhanallah aku diingatkan Allah lewat dia, orang yang aku benci, aku sebal, merusak senyumku. Bahwa sesungguhnya sangaaat tidak enak dinasihati di depan umum. Tapi rasanya aku tak marah, aku justru berterima kasih, aku menganggap dia adalah guruku yang paling baik “Wah sok bener banget gw, padahal dihati dongkol kan tuh?” ya dongkol, tapi ya salah gw juga, sok sokan bener nasehatin orang hehe.

Coba deh pikirin, kalo misalnya dia legowo, dengan sabar ga ngewall in aku “Nasihat”? aku ga bakal tau gimana perasaanku jadi orang yang udah salah dipojokkin pula’

Hendaklah engkau sengaja mendatangiku untuk memberi nasehat ketika aku sendirian
Hindarilah memberi nasehat kepadaku ditengah khalayak ramai
Karena sesungguhnya memberi nasehat dihadapan banyak orang sama saja dengan memburuk-burukkan, saya tidak suka mendengarnya
Jika engkau menyalahi saya dan tidak mengikuti ucapanku maka janganlah engkau kaget apabila nasehatmu tidak ditaati.

Hehe kopas dari blog tetangga nih

http://bundapiaradaku.wordpress.com/2010/10/14/adab-menasehati-saudara-kita/

self-defense mechanism-

Nah ini di dukung dengan kata-kata Imam Syafi’I seseorang yang diumur ketujuhnya telah hafal  isi Al-Quran (Subhanallah..)

Jika engkau menyalahi saya dan tidak mengikuti ucapanku maka janganlah engkau kaget apabila nasehatmu tidak ditaati.

Beliau aja nih ya males dengerin nasehat sembarangan, apalagi kita??? (aku aja deh, kalian ga usah… :P).

Wah kalo aku sih keknya  untuk gak menaati nasihatnya aja ga cukup, yang ada malah melawan nasihatnya, coba kalo situasinya lagi ruwet contoh gampangnya kalo kamu liat orang yang berantem ala sinetron! Suka ada lontaran kata “MENDINGAN LO DIEM DEH! GA USAH BANYAK BACOOOT!” wah niscaya sang oposisi akan semakin gencar mengeluarkan banyak kata? Atau mungkin kalian punya pengalaman lain? Misalnya kalian sebel sama temen kalian yang ngomentarin baju kalian yang over color! Bisa jadi kalian malah pake baju warna warni menyolok mata, alasannya ga jauh jauh dari cara kalian mempertahankan diri.

Yaaa dunia ini juga butuh dikritisi hehe,tapi kira-kira lah woy ya itu semuanya kembali ke niat.

Cukup saya saja yang belajar dari pengalaman sendiri, semoga saudara/i ku semua bisa belajar dari pengalamanku yang menyedihkan ini (hiks hiks)

Citeureup- 13-01-2011

3 thoughts on “Pembalasan lebih kejam dari penganuan

  1. Karena pada dasarnya manusia ga ingin disalahin apalagi dinasehati di depan umum. Mungkin temanmu akan lebih menerima nasehatmu bila diungkapkan saat hanya lagi berdua aja. Atau, bisa juga dinasehati saat mood orang itu lagi bagus, biasanya pada saat seperti itu, org lebih mau mendengarkan masukan dari org lain.

Leave a reply to admin faiz08 Cancel reply